Selasa, 23 Juli 2019

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal



kebiasaan-perusak-ginjal-doktersehat

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan hal ini sehingga membuat beban kerja dari organ ini semakin meningkat. Padahal, hal ini bisa memicu datangnya penyakit yang berbahaya.

Berbagai kebiasaan tidak sehat bagi ginjal

Pakar kesehatan menyebut ginjal yang sudah mulai rusak atau terkena penyakit akan tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Hal ini tentu akan membuat berbagai macam racun di dalam tubuh semakin menumpuk dan akhirnya berimbas buruk pada kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Berikut adalah berbagai kebiasaan tidak sehat yang bisa membahayakan ginjal kita.

  1. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam

Makanan dengan kandungan garam yang tinggi tak hanya bisa kita temukan di masakan yang dibuat sendiri atau di tempat makan. Dalam realitanya ada banyak sekali makanan kemasan yang juga tinggi garam seperti keripik, biskuit, dan lain-lain. Sayangnya, kita tidak menyadarinya karena rasanya belum tentu asin.

Tak hanya bisa meningkatkan tekanan darah. Makanan tinggi garam juga bisa membebani ginjal dan akhirnya menurunkan fungsinya dengan signifikan. Bahkan, pakar kesehatan James Simon dari Cleveland Clinic menyebut hobi mengonsumsi makanan tinggi garam bisa memicu peningkatan risiko terkena batu ginjal.

Demi menjaga kondisi tubuh, pakar kesehatan menyarankan kita untuk membatasi asupan garam maksimal 2.300 mg saja setiap hari.

  1. Malas memeriksa tekanan darah secara teratur

Tekanan darah memiliki pengaruh besar bagi kondisi ginjal secara keseluruhan. Jika kita mengalami masalah tekanan darah tinggi yang tak terkendali, maka hal ini bisa memicu kerusakan pada pembuluh darah yang ada pada ginjal dan akhirnya merusak organ ini. Masalahnya adalah banyak orang yang bahkan tidak menyadari dirinya mengalami masalah tekanan darah tinggi karena tidak pernah memeriksakannya.

Pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah setidaknya setahun dua kali demi mengetahui kondisi tekanan darah dalam tubuh dan menerapkan gaya hidup sehat demi menjaga keseimbangannya.

  1. Masih merokok

Rokok bisa memberikan dampak kesehatan yang sangat besar bagi hampir semua bagian dan organ tubuh. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam memicu peningkatan tekanan darah dan merusak pembuluh darah, termasuk yang ada di ginjal. Sebuah penelitian membuktikan bahwa hobi merokok hingga 16 tahun lamanya bisa meningkatkan risiko kanker ginjal hingga 40 persen!

  1. Kurang minum

Tak hanya akan menyebabkan rasa haus atau dehidrasi, kurang minum juga bisa meningkatkan risiko kerusakan ginjal dengan signifikan. Hal ini disebabkan oleh ginjal yang harus bekerja dengan keras untuk menyaring darah yang jauh lebih kental akibat tidak seimbangnya cairan tubuh. Hal inilah yang kemudian akhirnya menurunkan fungsinya dengan signifikan.

  1. Sembarangan minum obat

Sembarangan mengonsumsi obat penghilang rasa sakit tanpa memperhatikan dosis atau saran dokter bisa memicu kerusakan ginjal. Konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter juga bisa menyebabkan hal yang sama. Hal ini disebabkan oleh ginjal yang harus bekerja dengan keras demi mengolah obat-obatan ini sehingga akhirnya rentan mengalami kerusakan.

  1. Kurang tidur

Kurang tidur akan membuat ginjal menjadi lebih tegang dan tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Hal ini akhirnya bisa berimbas pada kerusakan organ ini dengan signifikan.

  1. Hobi mengonsumsi alkohol

Tak hanya bisa menyebabkan kerusakan atau penyakit pada hati, hobi mengonsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal kronis hingga dua kali lipat!

6 Makanan Ini Bisa Tingkatkan Risiko Terkena Kanker



keripik-asin-doktersehat
Photo Credit: Flickr.com/Guilia Carradori

Salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh banyak orang adalah kanker. Tak hanya bisa membuat risiko terkena kematian dini meningkat, pengidapnya akan mengalami penderitaan yang luar biasa mengingat penyakit ini menggerogoti bagian tubuh. Selain itu, proses pengobatan penyakit ini juga cenderung sangat berat dan belum tentu bisa menyembuhkannya hingga benar-benar tuntas. Karena alasan inilah sebaiknya kita sebisa mungkin mencegah kedatangannya.

Berbagai macam makanan yang harus dihindari demi mencegah kanker

Salah satu cara yang bisa kita lakukan demi mencegah datangnya kanker adalah dengan menerapkan pola makan yang tepat. Pakar kesehatan menyebut ada beberapa jenis makanan yang ternyata bisa meningkatkan risiko terkena penyakit ini sehingga sebaiknya kita hindari.

Berikut adalah makanan-makanan tersebut.

  1. Minuman bersoda

Minuman bersoda cenderung digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang enak dan menyegarkan, apalagi jika disajikan dalam kondisi dingin. Masalahnya adalah minuman bersoda termasuk dalam minuman yang paling tidak baik bagi kesehatan.

Kandungan gula di dalam minuman bersoda sangatlah tinggi. Apalagi ditambah dengan fakta bahwa jenis gula yang ada di dalam minuman ini adalah sirup jagung yang tinggi kandungan fruktosa. Gula ini sangatlah pekat dan cenderung sulit dicerna oleh tubuh.

Jika kita sering mengonsumsinya, organ pencernaan, khususnya hati akan bekerja dengan sangat keras demi mengolahnya. Ditambah dengan paparan bahan pewarna buatan di dalam minuman ini, maka risiko untuk memicu datangnya kanker di organ pencernaan akan meningkat.

  1. Makanan dengan bahan tepung putih

Makanan dari bahan tepung putih seperti pasta, roti, dan berbagai macam kue bisa dengan mudah kita temui setiap hari. Masalahnya adalah di balik kenikmatan makanan-makanan ini, ada peningkatan risiko kanker jika kita terlalu sering mengonsumsinya. Hal ini disebabkan oleh proses pengolahan tepung putih yang menggunakan beberapa bahan kimia yang berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker.

Selain itu, cukup banyak makanan dengan kandungan tepung putih yang tinggi kandungan gula, kandungan yang bisa memicu datangnya peradangan pada tubuh jika terlalu banyak dikonsumsi.

  1. Keripik kentang

Keripik kentang, khususnya yang sudah dikemas dengan berbagai varian rasa yang menarik ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker jika sering dikonsumsi, lho. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak trans, bahan pengawet, serta garam di dalamnya.

Selain itu, proses pengolahan kentang dengan suhu tinggi ternyata juga bisa memicu munculnya kandungan akrilamida. Salah satu kandungan yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan datangnya kanker.

  1. Margarin

Margarin yang sering kita jadikan bahan pembuat kue ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker. Hal ini disebabkan oleh proses pengolahannya yang menggunakan minyak dalam suhu tinggi yang akhirnya bisa memicu munculnya zat kimia berjenis lycidol serta 3-MCPdare yang bersifat karsinogen atau bisa menyebabkan datangnya kanker.

  1. Popcorn yang diolah di dalam microwave

Popcorn yang diolah dengan menggunakan microwave memang memiliki rasa yang enak, namun pakar kesehatan menyebut makanan ini sudah memiliki kandungan zat kimia PFOA yang merupakan salah satu bahan bersifat karsinogen. Selain itu, kita juga bisa menemukan bahan kimia lain seperti diacetyl di dalam popcorn ini. Bahan ini juga bisa memicu datangnya kanker.

  1. Daging merah

Meski tinggi nutrisi, daging merah memang sebaiknya kita batasi konsumsinya karena bisa memicu datangnya berbagai macam masalah kesehatan seperti kanker, obesitas, dan lain-lain jika sering dikonsumsi. Bahkan, jika kita cenderung hobi mengonsumsi daging bakar, risiko terkena kanker pankreas bisa naik hingga 60 persen!


Senin, 22 Juli 2019

7 Manfaat Tak Terduga dari Makan Pisang

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

pisang-doktersehat
Photo Credit: Pexels.com

DokterSehat.Com– Salah satu buah yang paling mudah didapatkan di Indonesia adalah pisang. Tak harus membelinya di toko buah, banyak orang yang bahkan bisa dengan mudah mendapatkannya di kebun-kebun atau pekarangan dekat dengan rumah. Selain rasanya yang manis dan mengenyangkan, pakar kesehatan menyebut pisang sebagai salah satu buah yang bisa memberikan manfaat kesehatan yang sangat besar bagi tubuh.

Berbagai manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari makan pisang

Di dalam buah pisang terdapat banyak sekali nutrisi sehat seperti potasium, kalium, serat, zat besi, magnesium, dan berbagai macam vitamin. Hal ini membuatnya masuk dalam daftar makanan superfood yang kaya akan manfaat kesehatan.

Berikut adalah berbagai manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika kita rajin mengonsumsi pisang.

  1. Baik bagi kesehatan otak

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, di dalam pisang terdapat kandungan kalium yang tinggi. Kandungan ini ternyata sangat baik bagi kesehatan otak, khususnya dalam membuat fungsinya meningkat. Kita pun akan lebih baik dalam berpikir, berkonsentrasi, dan mengingat.

Selain itu, di dalam pisang juga tinggi kandungan magnesium. Kandungan ini bisa membuat fungsi otak semakin meningkat karena akan membuat sel-sel di antara otak bisa saling berkirim sinyal dengan lebih baik. Magnesium juga akan memastikan reseptor n-methyl-d-aspartate (NMDA) yang bisa membuat perkembangan otak pada anak-anak semakin maksimal. Hal ini juga akan membuat kemampuan belajar dan daya ingat meningkat dengan drastis.

  1. Bisa menyediakan energi

Di dalam pisang terdapat kandungan gula alami dan serat yang bisa membuat tubuh menjadi lebih berenergi. Hal ini berarti, jika kita mengonsumsinya sebagai camilan atau saat merasa lapar, akan membuat tubuh menjadi kembali bertenaga untuk melakukan berbagai macam hal.

Sebuah penelitian membuktikan bahwa makan dua buah pisang bisa menyediakan energi yang cukup bagi tubuh untuk berjalan dalam waktu 90 menit. Hal ini berarti, energi yang disediakan buah ini memang cukup besar.

  1. Bisa memperlancar saluran pencernaan

Pisang tinggi kandungan serat. Kandungan ini dikenal luas baik bagi kesehatan pencernaan karena bisa mencegah datangnya masalah sembelit, kembung, dan gangguan pencernaan lainnya. Jenis serat yang ada di dalam pisang adalah serat pektin yang juga bisa membuat risiko terkena kanker usus besar bisa ditekan dengan signifikan.

  1. Bisa mengendalikan kadar gula darah

Meskipun memiliki rasa yang manis, pisang justru akan membantu mengendalikan kadar gula darah tetap seimbang. Hal ini disebabkan oleh keberadaan serat pektin yang bisa membantu tubuh menjalankan fungsi ini. Selain itu, dengan mengonsumsi pisang sebagai camilan, bukannya camilan tidak sehat lainnya, akan menjaga asupan kalori dan gula tidak berlebihan.

American Diabetic Association menyebut konsumsi pisang secara teratur bisa membantu mencegah datangnya diabetes dengan efektif.

  1. Tinggi kandungan antioksidan

Di dalam pisang terdapat kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Tak hanya akan membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat dan melawan paparan buruk radikal bebas, pakar kesehatan menyebut antioksidan ini bisa meningkatkan produksi hormon dopamine dan katekin yang bisa mencegah datangnya stres dan peradangan.

  1. Baik untuk diet

Di dalam pisang terdapat kandungan karbohidrat berjenis resistant starch yang bisa membuat perut kenyang dalam waktu yang lama. Hal ini berarti, makan pisang sebagai bagian dari menu makanan harian atau camilan bisa membantu menurunkan berat badan.

  1. Bisa mengatasi stres

Kandungan asam amino triptofan dan vitamin B6 bisa merangsang produksi hormon serotonin di dalam tubuh yang menghilangkan stres, memperbaiki suasana hati, membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks, dan akhirnya berimbas pada sensasi lebih bahagia.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Sabtu, 13 Juli 2019

7 Hal Ini Akan Terjadi Jika Kita Kurang Makan Sayur

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

resep-salad-sayur-sehat-doktersehat

DokterSehat.Com– Meski dikenal luas sebagai makanan sehat dan tinggi nutrisi, dalam realitanya masih banyak orang yang malas makan sayur. Biasanya, hal ini disebabkan oleh rasa sayuran yang tidak senikmat makanan-makanan lainnya seperti daging-dagingan atau gorengan. Masalahnya adalah jika sampai kita tidak mencukupi kebutuhan sayuran, maka risiko untuk terkena masalah kesehatan akan meningkat.

Berbagai dampak yang akan terjadi jika kurang makan sayur

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan kita untuk mencukupi kebutuhan sayuran dan buah minimal 400 gram setiap hari. Jika kita tidak mencukupinya atau bahkan jarang makan sayuran, besar kemungkinan akan mengalami beberapa gejala kesehatan.

Berikut adalah berbagai gejala kesehatan akibat kurang makan sayur yang sebaiknya kita waspadai.

  1. Mudah cemas

Tak disangka, kebiasaan malas mengonsumsi sayuran ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan mental, lho. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang ternyata lebih rentan mengalami peradangan dan stres jika kekurangan asupan nutrisi dari sayur dan buah-buahan.

Sebagai informasi, di dalam sayuran terdapat kandungan asam folat yang memiliki fungsi sebagai perangsang produksi hormon dopamine, hormon yang bisa membuat kita bahagia dan lebih rileks. Jika sampai kita kekurangan hormon ini, maka risiko untuk terkena masalah kecemasan, stres, dan gangguan suasana hati akan cenderung meningkat.

  1. Mudah lelah

Mudah lelah tidak hanya akan terjadi jika kita kurang tidur atau melakukan aktivitas fisik terlalu berat. Pakar kesehatan menyebut hal ini bisa jadi disebabkan oleh kebiasaan kurang asupan sayur. Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang kekurangan vitamin B dan asam folat yang akhirnya berimbas pada tubuh yang mudah lelah. Bahkan, dalam banyak kasus, malas makan sayur juga bisa menyebabkan datangnya anemia.

  1. Perut mudah kembung

Sebenarnya, beberapa jenis sayuran seperti yang berasal dari keluarga kubis memang bisa menyebabkan perut kembung, namun jika kita cenderung malas makan sayur, maka risiko untuk terkena masalah kesehatan ini akan semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh keberadaan serat di dalam sayuran yang memiliki peran besar dalam mencegah perut kembung dan memastikan pencernaan berjalan dengan lancar.

  1. Mudah sakit

Jangan salah, jika kita mudah sakit, bisa jadi hal ini terkait dengan pola makan yang buruk, lho. Salah satu hal yang bisa menyebabkan dampak ini adalah kebiasaan malas mengonsumsi sayuran. Hal ini disebabkan oleh kandungan vitamin dan antioksidan yang bisa berpengaruh besar bagi kondisi sistem imun tubuh.

Selain itu, jika kita malas mengonsumsi sayuran, dikhawatirkan bisa membuat kesehatan usus memburuk dan keseimbangan bakteri di dalamnya terganggu. Kondisi ini akan berimbas pada menurunnya sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi bakteri atau berbagai penyebab penyakit lainnya. Kita pun akan lebih mudah sakit akibat hal ini.

  1. Sering mengalami masalah gusi berdarah

Gusi berdarah ternyata bisa menandakan kurang asupan sayuran. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang tidak mendapatkan asupan vitamin C dengan cukup sehingga rentan mengalami masalah pada gusi seperti pembengkakan, memar-memar, hingga perdarahan. Demi mengatasinya, kita bisa memperbanyak sayuran tinggi vitamin C seperti brokoli, bayam, kol, serta paprika.

  1. Berat badan sulit turun

Jika kita kekurangan asupan serat dari sayur atau buah-buahan, maka tubuh pun akan lebih mudah lapar. Kita juga akan lebih tertarik untuk ngemil yang tidak sehat. Hal ini membuat berat badan sulit turun dan bahkan cenderung terus naik.

  1. Mudah lupa

Kekurangan asupan nutrisi dari sayuran akan membuat otak kita tidak bisa bekerja dengan maksimal. Kita pun mudah lupa dan sulit berpikir dengan jernih.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Fluoxetine: Manfaat, Dosis, Efek Samping

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

fluoxetine-doktersehat

DokterSehat.Com – Fluoxetine obat apa? Fluoxetine adalah obat antidepresan dari golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI). Obat ini diresepkan untuk mengatasi depresi dan beberapa gangguan mental lainnya.

Kenali lebih jauh tentang Fluoxetine mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya tentang Fluoxetine berikut ini.

Rangkuman Informasi Obat Fluoxetine

Nama ObatFluoxetine
Kelas Terapi ObatAntidepresan SSRI
KategoriObat resep
Manfaat ObatMengatasi depresi dan gangguan mental tertentu
Dikonsumsi OlehDewasa atau anak usia di atas 7 tahun
Sediaan ObatKapsul, tablet

Cara Kerja Obat Fluoxetine

Fluoxetine adalah nama monografi obat yang masuk ke dalam golongan antidepresan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI). Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan serotonin di otak. Hal ini kemudian memicu sel-sel otak untuk lebih mudah menerima dan mengirim pesan, sehingga suasana hati seseorang cenderung lebih baik dan stabil.

Jenis antidepresan SSRI termasuk ke dalam yang paling sering digunakan karena obat-obatan dari golongan ini dianggap lebih minim efek samping.

Manfaat Fluoxetine

Manfaat Fluoxetine secara umum adalah untuk mengatasi gejala depresi, tapi dokter juga mungkin meresepkan obat ini untuk mengatasi kondisi lainnya. Berikut adalah beberapa kondisi di mana Fluoxetine digunakan:

  • Depresi
  • Obsessive compulsive disorder (OCD)
  • Gangguan makan seperti bulimia
  • Ejakulasi dini
  • Pemulihan stroke

Seperti yang sudah disebutkan di atas, penggunaan Fluoxetine tidak hanya untuk mengatasi gejala terkait kondisi mental, tapi dapat juga digunakan untuk kondisi medis tertentu.

Dosis Fluoxetine

Fluoxetine umumnya tersedia dalam bentuk kapsul atau tablet. Berikut adalah dosis Fluoxetine yang disarankan berdasarkan kondisi yang diatasi:

  • Depresi: 20 mg/ hari.
  • Bulumia nervosa: 60 mg/hari.
  • OCD: 20mg/hari, dosis dapat ditingkatkan apabila tidak ada respons setelah penggunaan beberapa minggu. Dosis maksimumnya adalah 60 mg/hari.

Dosis di atas adalah dosis yang umumnya diberikan. Dosis untuk kondisi lain dapat didiskusikan dengan dokter. Dosis dapat berubah menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Jangan pernah mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter maupun apoteker.

Petunjuk Penggunaan Fluoxetine

Fluoxetine harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Berikut adalah aturan minum Fluoxetine dan penggunaannya yang benar:

  • Obat ini dapat dikonsumsi bersamaan atau tidak bersamaan dengan makanan.
  • Gunakan obat Fluoxetine sesuai dengan dosis yang disarankan.
  • Gunakan obat Fluoxetine pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat. Namun jika dekat dengan dosis selanjutnya, maka cukup konsumsi dosis selanjutnya saja.
  • Jika tidak sengaja mengonsumsi obat Fluoxetine melebihi dosis yang disarankan, segera konsultasikan ke dokter.

Petunjuk Penyimpanan Fluoxetine

Berikut adalah petunjuk penyimpanan Fluoxetine yang harus diperhatikan:

  • Simpan obat Fluoxetine pada suhu ruangan.
  • Simpan obat Fluoxetine di tempat kering dan tidak lembap.
  • Hindari obat Fluoxetine dari cahaya atau sinar matahari langsung.
  • Hindari obat Fluoxetine dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Efek Samping Fluoxetine

Obat-obatan jenis apapun berpotensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan Fluoxetine. Beberapa efek samping yang paling umum timbul dari penggunaan obat Fluoxetine adalah sebagai berikut ini:

  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Gugup
  • Gelisah
  • Kesulitan tidur
  • Masalah seksual

Efek samping di atas tidak selalu terjadi. Efek samping ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu singkat.

Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari setiap pasien yang tentunya berbeda-beda.

Jika Anda merasakan gejala efek samping serius atau reaksi alergi dari penggunaan obat ini, segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Interaksi Obat Fluoxetine

Interaksi obat dapat terjadi ketika Fluoxetine digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping.

Berikut adalah jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Fluoxetine:

  • Antidepresan lain
  • Ibuprofen
  • MAO inhibitors
  • Pimozide
  • Thioridazine
  • Aspirin

Daftar obat di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belum lama ini mengonsumsi obat-obatan tertentu baik obat resep, non-resep, hingga herbal.

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Fluoxetine untuk menghindari interaksi obat.

Peringatan dan Perhatian Fluoxetine

Fluoxetine termasuk ke dalam jenis obat keras yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Ikuti petunjuk penggunaan obat ini dengan seksama untuk menjaga keamanannya.

Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat Fluoxetine:

  • Jangan gunakan obat Fluoxetine pada pasien yang hipersensitif pada Fluoxetine dan komponen lain yang terkandung dalam obat ini. Waspada jika Anda memiliki riwayat alergi pada obat sejenis.
  • Hati-hati penggunaan pada pasien dengan gangguan jantung, glaukoma, epilepsi, dan diabetes.
  • Hindari pemutusan obat mendadak, karena dapat menyebabkan berbagai reaksi efek samping. Sebelum berhenti menggunakan obat ini, sebaiknya diskusikan lebih dulu ke dokter.
  • Obat ini masuk ke dalam kategori C penggunaan pada ibu hamil yang artinya obat ini hanya dapat digunakan apabila manfaatnya lebih besar daripada potensi efek sampingnya.
  • Penggunaan pada ibu menyusui dan wanita yang sedang merencanakan kehamilan juga tidak disarankan. Jika harus dilakukan maka penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter.
  • Penggunaan obat ini pada anak usia di bawah 7 tahun sangat tidak disarankan. Diskusikan dengan dokter tentang penggunaan Fluoxetine pada anak-anak.

 

Sumber:

  1. Fluoxetine (Prozac) – https://www.nhs.uk/medicines/fluoxetine-prozac/ diakses 13 Juli 2019
  2. FLUOKSETIN – http://pionas.pom.go.id/monografi/fluoksetin diakses 13 Juli 2019
  3. Fluoxetine HCL – https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1774-95/fluoxetine-oral/fluoxetine-oral/details diakses 13 Juli 2019


Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Penderita Asam Urat Dilarang Makan Sosis

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

sosis-pemicu-kanker hoax-doktersehat

DokterSehat.Com– Penderita asam urat biasanya diminta untuk menghindari makanan laut, jeroan, dan beberapa jenis sayuranyang berpotensi menyebabkan penumpukan zat asam urat di dalam tubuh. Hanya saja, mereka ternyata juga dilarang untuk mengonsumsi sosis, nugget, atau daging olahan lainnya, lho. Apa alasan dari larangan ini?

Dampak mengonsumsi sosis dan daging olahan lainnya bagi asam urat

Daging olahan seperti sosis ternyata bisa meningkatkan risiko terkena serangan asam urat, lho. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan purin di dalam bahan makanan ini. Ditambah dengan jumlah garam yang juga termasuk tinggi di dalamnya, rutin mengonsumsinya tentu bisa membuat kondisi asam urat yang diderita menjadi semakin parah.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Circulation, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsi garam dalam jumlah yang berlebihan bisa meningkatkan tekanan darah, merusak fungsi ginjal, dan akhirnya membuat penumpukan zat asam urat di persendian menjadi semakin memburuk. Selain itu, bahan kimia di dalam daging olahan juga bisa memicu peradangan di dalam tubuh, salah satu faktor lain yang juga bisa memicu serangan asam urat.

Beberapa jenis daging olahan atau makanan olahan seperti sosis, nugget, kornet, ikan kalengan, hingga sayur dan buah kalengan sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat meskipun rasa dari makanan-makanan ini sangatlah nikmat. Dengan menghindarinya, maka risiko terkena serangan asam urat yang menyakitkan bisa semakin ditekan.

Mengenal bahaya lain dari daging olahan

Pakar kesehatan menyebut daging olahan sebagai daging yang diolah dengan cara diasinkan, diolah dengan proses fermentasi, dikeringkan, atau diasap. Beberapa daging olahan yang sering kita konsumsi adalah sosis, nugget, dendeng, daging asap, dan ham.

Rasa dari daging olahan memang cenderung nikmat. Selain itu, daging jenis ini juga cenderung praktis untuk diolah. Sayangnya, dibalik berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh daging olahan ini, ada banyak sekali dampak kesehatan yang bisa kita dapatkan jika terlalu sering mengonsumsinya.

Sebagai contoh, di dalam daging olahan cenderung tinggi kandungan nitrit. Kandungan ini bisa membuat warna dan penampilan daging olahan menjadi lebih menarik sekaligus membuatnya terasa jauh lebih gurih dan asin.

Kandungan ini sebenarnya juga bisa mencegah pertumbuhan bakteri yang bisa menyebabkan keracunan. Hanya saja, keberadaan kandungan ini membuat daging olahan memiliki sifat karsinogenik atau bisa memicu datangnya kanker jika terlalu sering dikonsumsi.

Jika diolah dalam suhu yang tinggi, daging olahan akan memiliki kandungan nitrisamin yang sangat tinggi. Masalahnya adalah sebagaimana nitrit, kandungan ini juga bisa menyebabkan datangnya kanker.

Selain kandungan nitrit, di dalam daging olahan juga memiliki kandungan garam sekitar empat kali lebih banyak dibandingkan dengan yang ada di dalam daging merah pada umumnya. Kandungan bahan pengawetnya juga cenderung 50 persen lebih besar. Hal ini berarti, mengonsumsinya bisa meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi.

Sering mengonsumsi daging olahan bisa tingkatkan risiko kanker

Selain itu, di dalam daging olahan juga terdapat kandungan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan heterocyclic amine (HCA) yang tergolong dalam senyawa berbahaya yang juga bisa meningkatkan risiko kanker seperti kanker perut, kanker kolorektal, dan kanker payudara juga terlalu sering dikonsumsi.

Melihat fakta ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk menurunkan asupan daging olahan atau bahkan sebaiknya mulai benar-benar menghindarinya. Hanya saja, jika kita memang ingin mengonsumsinya, pastikan untuk melakukannya sesekali dengan porsi yang kecil. Dengan melakukannya, kita pun tidak akan mudah terkena berbagai macam penyakit berbahaya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

6 Cara Mencegah Luka Pada Penderita Diabetes

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

nyeri-kaki-diabetes-doktersehat

DokterSehat.Com– Salah satu hal yang sangat ditakuti oleh penderita diabetes adalah munculnya luka atau cedera. Masalahnya adalah luka atau cedera ini bisa berujung menjadi komplikasi diabetes berupa amputasi. Hal ini tentu tidak ingin dialami oleh semua orang, bukan?

Berbagai cara yang bisa dilakukan demi mencegah cedera pada penderita diabetes

Pakar kesehatan menyebut kondisi gula darah tinggi yang dialami oleh penderita diabetes akan menurunkan kekuatan sistem kekebalan tubuh, memperburuk sirkulasi darah, hingga membuat proses penyembuhan luka menurun. Jika sampai kita terluka, maka risiko terkena infeksi akan meningkat. Hal inilah yang kemudian bisa menyebabkan amputasi.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan demi mencegah luka atau cedera pada penderita diabetes.

  1. Selalu mengecek kaki setiap hari

Sebenarnya, luka bisa muncul di semua bagian tubuh, namun khusus bagi penderita diabetes, luka memang cenderung lebih rentan muncul pada bagian kaki. Hal ini disebabkan oleh rusaknya jaringan saraf yang akhirnya membuat penderita penyakit ini tidak sadar jika di kaki bagian bawah sudah terluka, lecet, atau setidaknya mengalami tergores.

Selain itu, aktivitas sehari-hari bisa saja menyebabkan datangnya luka. Sebagai contoh, jika saat berjalan kaki kita tersandung atau tanpa sengaja menyentuh batu yang runcing, maka kaki pun akan lebih rentan terluka. Hal inilah yang kemudian bisa membahayakan penderita diabetes.

Karena alasan inilah penderita diabetes diminta untuk memakai sepatu dan kaus kaki atau alas kaki khusus saat melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk di dalam rumah. Selain itu, mereka harus rutin mengecek kondisi kakinya setiap hari demi memastikan apakah sudah ada luka atau lecet yang muncul atau tidak.

Selain mengecek kondisi kaki, pastikan untuk mencuci kaki dan mengeringkannya hingga bersih setiap hari demi menjaga kondisinya.

  1. Pastikan alas kaki nyaman dan aman untuk digunakan

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, penderita diabetes disarankan untuk memakai alas kaki dimanapun beraktivitas, termasuk di dalam rumah demi melindungi kakinya dari kemungkinan terluka atau mengalami cedera. Hanya saja, pastikan bahwa alas kaki yang dipakai adalah yang nyaman dan kokoh untuk digunakan.

Selain itu, pastikan bahwa alas kaki memiliki bantalan yang bisa melindungi tumit, tidak terlalu ketat, dan tidak terlalu keras demi mencegah munculnya lecet.

  1. Berhati-hati saat memotong kuku

Memotong kuku bisa menjadi hal yang membahayakan bagi penderita diabetes. Jika sampai salah memotongnya atau bahkan tanpa sengaja melukai kulit yang ada di sekitar kuku, maka hal ini tentu bisa berbahaya. Pastikan untuk berhati-hati dan cermat saat melakukannya demi mencegah munculnya luka.

  1. Tidak lagi merokok

Penderita diabetes harus berhenti merokok karena kandungan asap rokok bisa menurunkan kondisinya dengan signifikan. Bahkan, telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa penderita diabetes yang merokok akan mengalami peningkatan risiko terkena komplikasi dengan drastis. Hal ini disebabkan oleh kemampuan rokok dalam merusak sirkulasi darah yang akhirnya berimbas pada semakin sulitnya proses penyembuhan luka.

  1. Rutin memeriksa kadar gula darah

Meski terlihat sepele, kebiasaan memeriksa kadar gula darah secara rutin bisa memberikan dampak yang sangat besar bagi risiko terkena komplikasi bagi penderita diabetes. Dengan rutin melakukannya, maka penderita diabetes bisa mengendalikan gaya hidup, pola makan, hingga penggunaan obat atau suntikan insulin yang bisa membantu mencegah kadar gula darah naik dengan drastis.

  1. Rutin memeriksa kondisi kesehatan ke dokter

Selain mengecek kadar gula darah, penderita diabetes juga harus rutin memeriksakan kondisinya ke dokter. Jika perlu, mereka juga bisa meminta bantuan dokter atau ahli medis lainnya untuk merawat luka yang dideritanya demi mencegah datangnya amputasi.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Ginjal

Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang rentan mengalami kerusakan. Khususnya jika kita menerapkan gaya hidup yang tidak sehat. Sayangnya,...